Sebagai bagian dari ‘wajah bangunan’, teras pun memerlukan desain yang terencana. Pasalnya area transisi menuju ruang dalam ini turut menentukan impresi tamu yang datang berkunjung terhadap tampilan rumah secara menyeluruh.
Diantara beragam jenis gaya desain yang ada, arsitek Samuel Kusuma dari DesaDisain memilih gaya arsitektur modern, sederhana, dan tidak banyak ornamen. Sebagian besar dinding fasad bangunan sengaja dibiarkan polos dalam balutan cat warna putih. Sementara pada area teras mengekspos warna dan tekstur dari acian semen yang diberi aksen garis horizontal.
Untuk mempertegas kesan rustic, arsitek ‘membingkai’ area teras dengan finishing acian semen yang diberi aksen garis sebagai elemen penutup plafon dan dinding. Adapun ubin keramik warna warni dipilih untuk menutupi lantai, ‘melembutkan’ kesan masif pada area tersebut.
Minimnya penempatan furnitur membuat teras terlihat lebih sleek dan lapang. Bangku semen tanpa sandaran yang dirancang dengan bentuk ‘L’ seakan menyatu dengan tampilan plafon dan dinding. Sementara untuk meletakkan aneka cemilan dan vas bunga, sebuah meja kayu jati diletakkan di tengah-tengah area teras.
Tampilan teras mungil ini kemudian dipercantik dengan dinding pembatas yang terdiri dari susunan rooster yang disusun secara acak. Bidang tersebut sekaligus menjadi pembatas visual dari arah luar ke arah dalam.