Tidak hanya bersuasana hijau, rindang, dan menyejukkan, taman publik juga harus inspiratif, kreatif, dan dapat menjadi tempat pembelajaran bagi para pengunjungnya. Inilah yang terlihat ketika mengunjungi Taman Pandang Istana, Jakarta Pusat.
Taman yang berlokasi di sebelah Barat Laut Plaza Monumen Nasional (Monas) atau tepatnya di depan foto Presiden Republik Indonesia ini, dirancang seperti teater mini yang diperuntukkan bagi para pendemo yang melakukan unjuk rasa atau menyampaikan aspirasinya di depan Istana Merdeka.
Taman ini tidak sekadar sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) saja, tetapi juga didesain dengan menerapkan banyak dekorasi berwarna-warni karya para seniman andal dari Jakarta. Contohnya, lampion warna-warni, lantai taman yang dilengkapi dengan kutipan inspiratif dari empat tokoh nasional seperti Abdurrahman Wahid, Mohammad Hatta, YB Mangunwijaya, dan Buya Hamka, serta tembok dengan mural atau grafiti. Selain itu, juga terdapat 3 jenis instalasi tipografi 3 dimensi (3D) yang mengisi taman ini. Ketiga jenis instalasi tersebut adalah berupa patung, bangku taman, dan instalasi pada lantai berisi kutipan tokoh Indonesia.
Yang menarik perhatian adalah instalasi patung berupa tulisan “Ragam Insan” yang menyatu. Jika melintasi Jalan Medan Merdeka Barat, yang terlihat adalah tulisan “Insan” sedangkan tulisan “Ragam” dapat terbaca apabila pengunjung berada di dalam area dalam taman.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, pada saat peresmian mengatakan pembangunan taman ini mulai diperkenalkan teknologi Trucrete yaitu semen yang dapat menyerap air dan tidak lagi menggunakan conblock sebagai alasnya. Sementara Yasser Rizky, sang perancang konsep taman, mengatakan bahwa taman ini memang didesain untuk menginspirasi publik. Yasser menggunakan tiga jenis instalasi yaitu bangku taman berbentuk tulisan “Berbeda tapi Satu”, jejak aspirasi berupa kutipan para tokoh nasional terkemuka, dan karya instalasi tiga dimensi bertulisan “Ragam Insan”.
*Artikel ini dikutip dari artikel berjudul “Kreativitas Di Taman Pandang Istana” oleh Didan Sardjono yang terbit di majalah Asri edisi September 2016