Quantcast
Channel: Majalah Griya Asri
Viewing all articles
Browse latest Browse all 983

Dampak Transportasi Massal Terhadap Properti

$
0
0

 

 

_dap9127Ada sembilan sistem transportasi massal yang dikembangkan di wilayah Jabodetabek. Dari light rail transit (LRT) yang dikembangkan Pemprov DKI Jakarta, LRT Kementerian Perhubungan, LRT Jababeka, mass rapid transit (MRT), kereta api bandara, kereta cepat, automatic people mover system (APMS), commuter line, hingga bus rapid transit (BRT).

Ir. Nirwono Joga, MLA, Pengamat Tata Kota, dalam Media Gathering Samara Suites di Synthesis Square Jakarta bertemakan ‘Dampak Transportasi Massal Terhadap Properti’, di Jakarta, mengatakan, kota megapolitan seperti Jakarta sudah selayaknya memperbaiki sistem transportasi massal. “Tata kota dan sistem transportasi yang buruk menjadi faktor penekan yang membuat warga rentan stres,” katanya. “Karena itu memperbaiki tata kota dan transportasi merupakan kunci mencegah stres warga,” kata Nirwono mengutip pernyataan Rahmat Hidayat dari Pusat Kesehatan Mental Masyarakat, Fakultas Psikologi, UGM.

Merujuk data Forum Informasi dan Kajian Statistik 2016, Jakarta setiap harinya kebanjiran 1.130 unit kendaraan baru yang terdiri atas 240 mobil dan 890 sepeda motor. Menurut Nirwono, jika pemerintah, baik pusat maupun daerah, tidak mengatasi melimpahnya kendaraan pribadi ini, tentu kemacetan total di Jakarta tinggal menunggu waktu.

Nirwono berpendapat, untuk itu kunci mengatasi masalah tersebut adalah mensinkronisasikan rencana tata ruang kota dengan perkembangan transportasi massal. “Karena pengembangan transportasi akan berdampak pada tata kota dan properti di sekitarnya, dan kemacetan itu timbul karena sistem transportasi yang buruk dan pengelolaan tata kota yang belum baik,” katanya.

Maka, menurutnya setiap warga harus memiliki visi yang sama untuk menjadikan kotanya layak huni. Sebab jika berbicara soal kemacetan dan tata kota itu akan berbicara soal manusia di dalam kota itu sendiri. “Jika kemacetan terjadi akan timbul masalah sosial lainnya, untuk itu transportasi massal yang baik itu jadi kunci,” ujarnya.

Ketua Dewan Transportasi Jakarta, Ellen S W Tangkudung dalam acara yang sama menilai, selain mengatasi berbagai masalah tersebut, dampak dari pengembangan transportasi massal adalah mendorong suatu kawasan menjadi lebih bergairah.

Pada kesempatan yang sama, Managing Director Synthesis Square, Julius Warouw menyatakan dukungannya terhadap pengembangan sistem transportasi massal di Jabodetabek. “Transportasi massal yang baik akan meningkatkan mobilitas masyarakat karena lebih memudahkan semua urusan kita. Tenaga dan waktu juga akan lebih efisien,” ujarnya.

Karena itu, Julius melanjutkan, Synthesis Development mengembangkan sejumlah strategi dan peluang besar dengan membangun proyek Synthesis Square dan Samara Suites di lokasi yang strategis dengan transportasi massal. Integrasi transportasi publik dengan properti dipercaya mampu menjadi pendulum pengembangan wilayah. “Daya pikat infrastruktur untuk pengembangan properti diharapkan mengubah wajah Jabodetabek menjadi lebih manusiawi,” tandasnya.

Foto : Didan

 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 983

Trending Articles